Budaya Masyarakat yang Merugikan Kesehatan Pada Ibu Nifas dan Bayi

  • Siti maryam UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
DOI: https://doi.org/10.35890/jkdh.v10i1.156 Abstract Views: 68013 | PDF Downloads: 21041

Downloads

Download data is not yet available.
  
Keywords: budaya, Kesehatan Ibu Nifas, Bayi

Abstract

Masalah kematian ibu merupakan masalah kesehatan dan sosial, aspek kesehatan ditangani oleh profesi  kesehatan disemua tingkat pelayanan. Namun aspek sosial budaya ekonomi masih sangat membutuhkan perhatian dan pemantauan yang sangat tinggi, selain factor tersebut ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku budaya yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan menurut ilmu kedokteran, atau bahkan memberikan dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu dan bayinya. Tujuan Penelitian Membuktikan budaya masyarakat yang merugikan kesehatan pada ibu nifas dan bayi.

Metode yang digunakan metode survey kualitatif, Jenisnya semi kualitatif  dengan pendekatan observasional, Pendekatan waktu cross sectional, penelitian dilakukan tanggal 09- 29 September 2019, Populasi seluruh ibu nifas dan bayi dengan jumlah sampel 6 responden.

Ibu nifas menggunakan rebusan daun sirih untuk di gunakan cebok pada alat kelamin, memakai gurita atau stagen pada perutnya, ada yang meminum jamu tradisional untuk menghilangkan bau pada cairan yang dikeluarkan alat kelamin, dan juga mandi pagi tidak boleh terlalu siang karena dapat menimbulkan rabun. Pada bayi masih di pakaikan gurita pada bayi..

Cairan di sebut lokhea masa nifas normal jika berbau amis dan tidak perlu untuk menggunakan ramuan atau obat untuk membasuh kemaluan.bau yang di keluarkan bersamaan dengan cairan dari alat reproduksi ibu nifas akan berangsnr-angsung hilang dengan berakhirnya masa nifas, Ibu nifas dianjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam. masa nifas uterus akan berangsur-angsur membaik kembali  seperti keadaan sebelum hamil, Ibu nifas dianjurkan untuk: makan seimbang.

References

Meutia.2008. Kehamilan Kelahiran perawatan ibu dan bayi dalam konteks budaya. Jakarta. Universitas Indonesia

Roger. 2010. Antropologi Budaya. Jakarta. Erlangga.

Nining. 2005. Mempertahankan Produksi ASI. Jakarta . Musi Perkasia.

Isna Hikmawati. 2011. Promosi Kesehatan. Jakarta. Nuha Madika.

Riskesdas.2018, Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta, 2018.

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada masa Kehamilan.Jakarta : Salemba Medika.

Pantiawati dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Surabaya: Nuha Medik.

Christine. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC.
Published
2021-04-09
How to Cite
maryamS. (2021). Budaya Masyarakat yang Merugikan Kesehatan Pada Ibu Nifas dan Bayi . JURNAL KEBIDANAN, 10(1), 1-6. https://doi.org/10.35890/jkdh.v10i1.156