HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN STRESS DENGAN KEJADIAN TIPE PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA PUTRI DI SMP TONJONG TAHUN 2021
DOI:
https://doi.org/10.35890/jkdh.v11i2.201Keywords:
Aktivitas Fisik Stres Tipe Premenstrual SyndromeAbstract
ABSTRAK
Gejala dan keluhan fisik dari PMS dibagi menjadi beberapa yaitu PMS A, C, D dan H. Menurut Dr. Guy E. Abraham sekitar 80% Wanita mengalami gangguan PMS A, 60% PMS H, 40% PMS C dan D sebanyak 20%. Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia didapatkan hasil bahwa gejala Premenstrual Syndrome dialami 23% oleh remaja di Indonesia. Penyebab dari PMS kombinasi dari berbagai faktor yaitu hormonal, gaya hidup (aktivitas fisik), mikronutrien, dan stres (psikologis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan stres dengan kejadian tipe Premenstrual Syndrome pada remaja putri di SMP Tonjong. Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling berjumlah 87 remaja putri yang sesuai dengan kriteria. Instrumen yang digunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didaptakan bahwa Tipe Premenstrual Syndrome yang paling banyak dialami yaitu Tipe A (Anxiety) yaitu sebanyak 34,5% dan Tipe D (Depression) 33,3%, aktivitas ringan sebanyak 72,4%, dan mengalami stres sebanyak 71,3%. Hasil uji menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tipe Premenstrual Syndrome nilai p value = 0,609, sedangkan ada hubungan antara stres dengan tipe Premenstrual Syndrome nilai p value = 0,034. Kesimpulan penelitian ini bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tipe Premenstrual Syndrome, sedangkan ada hubungan antara stres dengan tipe Premenstrual Syndrome. Diharapkan dapat memberikan kontribusi dengan mendalami tipe Premenstrual Syndrome agar dapat memberikan informasi tentang pencegahan dan penanggulangan Premenstrual Syndrome sesuai dengan tipe nya
ABSTRACT
Symptoms and physical disorders of PMS are divided into several, namely PMS A, C, D and H. According to Dr. Guy E. Abraham about 80% of women experience PMS A disorders, 60% PMS H, 40% PMS C and 20%. In a study conducted in Indonesia, it was found that the symptoms of Premenstrual Syndrome were experienced by 23% of adolescents in Indonesia. The causes of PMS are combination of various factors, namely hormonal, lifestyle (physical activity), micronutrients, and stres (psychological). This study aims to determine the relationship between physical activity and stres with the incidence of Premenstrual Syndrome in teenage girls at SMP Tonjong. This type of research is analytic observational with a cross-sectional approach. The sampling technique used in this research is purposive sampling consisting of 87 teenage girls who fit the criteria. The instrument used for this research is a questionnaire. This study uses the chi square test. The results showed that the most common type of Premenstrual Syndrome experienced was Type A (Anxiety) as many as 34.5% and Type D (Depression) 33.3%, light activity as much as 72.4%, and experiencing stres as much as 71 ,3%. The test results show that there is no relationship between physical activity and the type of Premenstrual Syndrome, p value = 0.609, while there is a relationship between stres and the type of Premenstrual Syndrome, p value = 0.034. The conclusion of this study is that there is no relationship between physical activity and the type of Premenstrual Syndrome, while there is a relationship between stres and the type of Premenstrual Syndrome. It is hoped that it can contribute by exploring the types of Premenstrual Syndrome in order to provide information about the prevention and control of Premenstrual Syndrome according to its type.
Downloads
References
Anggaresti, A. P. (2016). Hubungan stres akademik dengan tipe Premenstrual Syndrome pada mahasiswi semester iii pendidikan dokter Universitas Sebelas Maret. Nexus Kedokteran Komunitas, 5(2), 12–22.
Badan Pusat Statistik Kab Bogor. (2017). Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Menurut Kecamatan Tahun 2014-2017. https://bogorkab.bps.go.id/statictable/2017/05/18/9/jumlah-penduduk-kabupaten-bogor-menurut-kecamatan-.html
Bramanda, D. S. (2019). Hubungan Tingkat Stres dengan Usia Menarche Pada Siswi Kelas 8 dan 9 MTS Khazanah Kebajikan Tahun 2019. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Ellysa. (2017). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. In Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
Hidayat. (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika.
Kasiati, & Rosmalawati, N. W. D. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia I.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5
Kusumo, M. P. (2020). Pemantauan aktivitas fisik (Cetakan Pe). The Journal Publishing.
Nuvitasari, W. E., Kristiana, A. S., Studi, P., Ners, P., Tinggi, S., Kesehatan, I., Malang, K., & Timur, J. (2020). Tingkat Stres Berhubungan Dengan Premenstrual Syndrome Pada Stress Level Connected With Premenstrual Syndrome on Student in Islamic Vocational High School. 8(2), 109–116.
Priyoto. (2014). Konsep Manajemen Stress. Nuha Medika.
Putri, K. M. (2017). Hubungan Aktifitas Fisik Dan Depresi Dengan Kejadian Sindrom Pra Menstruasi. JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan), 1(1), 18–24. https://doi.org/10.33006/ji-kes.v1i1.55
Ramadani, M. (2012). Premenstrual Syndrome (PMS). Encyclopedia of Endocrine Diseases, 7(1), 432–435. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-801238-3.03915-5
Ratna, A. wijayanti. (2014). Hubungan Antara Aktivitas Kegiatan Fisik Pada Remaja Putri Kelas XI SMA Negeri 2 Batu. Universitas Airlangga : Surabaya.
Saerang, A., Suparman, E., & Lengkong, R. A. (2014). Hubungan Antara Stres Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Angkatan 2010. E-CliniC, 2(3). https://doi.org/10.35790/ecl.2.3.2014.5759
Saryono, W. (2009). Sindrom Premenstruasi : Mengungkap tabir Sensitifitas perasaan menjelang Menstruasi (Cetakan I). Nuha Medika.
Suhailif. (2017). Hubungan Premenstrual Syndrome dengan Tingkat Aktivitas Fisik Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Suparman. (2011). Premenstrual Syndrome. EGC.
Surmiasih, S. (2016). Aktivitas Fisik dengan Sindrom Premenstruasi Pada Siswa SMP. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(2), 71–78. https://doi.org/10.30604/jika.v1i2.24
Susanti, H. D., Ilmiasih, R., & Arvianti, A. (2017). Hubungan Antara Tingkat Keparahan Pms Dengan Tingkat Kecemasan Dan Kualitas Tidur Pada Remaja Putri. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 3(1), 23–31. https://doi.org/10.36053/mesencephalon.v3i1.32
Tambing, Y. (2012). Aktivitas Fisik dan Sindrom Premenstruasi pada Remaja. Universitas Gajah Mada.
WHO. (2020). Physical Activity. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity
Widyastuti, Y., Rahmawati, A., Purnamaningrum, Y., & Eka. (2009). Kesehatan reproduksi. Fitramaya.