ANALISIS PERBEDAAN PARAMETER STIMULASI PSIKOSOSIAL PADA BALITA STUNTING DAN NORMAL
DOI:
https://doi.org/10.35890/jkdh.v11i1.253Keywords:
Perbedaan parameter stimulasi psikososial, stunting, normalAbstract
Pengaruh stimulasi psikososial pada balita sangat besar, hal ini dapat menentukan kemampuan balita dalam setiap tahapan perkembangan. Perkembangan dalam hal motorik kasar, motorik halus, kognitif, sosial emosi dan bahasa. Dari hasil riset kesehatan menunjukkan angka kejadian stunting mengalami peningkatan mulai dari tahun 2007 sampai 2013 yaitu dari 29,2 % sampai 40,9 %. Dampak dari stunting dapat menurunkan kecerdasan anak. Penelitian ini menganalisis perbedaan parameter stimulasi psikososial pada balita stunting dan normal. Rancangan penelitian ini adalah menggunakan metode observasional, dengan populasi seluruh balita di Bangkok kecamatan Gurah Kabupaten Kediri sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampel diambil 25 balita stunting dan 25 balita normal (tidak stunting). Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan instrument HOME. Kemudian data dianalisis menggunakan uji Mann Whitney.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan pada parameter stimulasi belajar balita stunting dengan normal dengan nilai Sig (2-sided) 0,046, variasi stimulasi pada anak dengan nilai Sig (2-sided) 0,008, hukuman positif dengan nilai nilai Sig (2-sided) 0,001 yang berarti nilai p value kurang dari 0,005. Pada parameter stimulasi bahasa didapatkan nilai nilai Sig (2-sided) 0,905, lingkungan fisik nilai nilai Sig (2-sided) 0,145, kehangatan dan penerimaan serta parameter stimulasi akademik nilai p value 0,652 dan parameter modeling nilai nilai Sig (2-sided) 0,694 dimana nilai p value yang > 0,005 berarti tidak terdapat perbedaan. Peran keluarga sangat penting dalam pemberian stimulasi pada anak balita guna untuk mengasah tahap perkemangan, selain itu pendampingan oleh nakes dan monitoring juga sangat dibutuhkan pada balita stunting.
Downloads
References
Kemenkes RI. (2016). Situasi Balita Pendek. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ISSN 2442-(Hari anak Balita 8 April), 1–10.
Mulyanti, S., & Chundrayetti, E. (2017). Artikel Penelitian Hubungan Stimulasi Psikososial dengan Perkembangan Anak Usia 3-72 72 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Padang. 6(2), 340–344.
Padila, P., Andari, F. N., & Andri, J. (2019). Hasil Skrining Perkembangan Anak Usia Toddler antara DDST dengan SDIDTK. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(1), 244–256. https://doi.org/10.31539/jks.v3i1.809
Rahmawati, D., & Agustin, L. (2020). Cegah Stunting dengan Stimulasi Psikososial dan Keragaman Pangan. AE Publishing.
Solihin, R. D. dkk. (2013). Kaitan Antara Status Gizi, Perkembangan Kognitif, Dan Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Prasekolah. 36(1), 1–10.
Sumiyati dan Yuliani, D. R. (2016). Hubungan Stimulasi Dengan Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun Di Desa Karangtengah. Link, 12 (1), 12(1), 34–38. http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/link
Suryanto, Purwandari, & Mulyono. (2013). Dukungan Keluarga Dan Sosial dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Personal Sosial, Bahasa dan Motorik pada Balita di Kabupaten Banyumas. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 113–120. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas